Dua hari yang lalu, semuanya baik-baik saja. Sebelum tidur aku merencanakan kalau besok (kemarin) aku akan menyanyikan ulang sebagian lagu Exile oleh Taylor Swift featuring Bon Iver.
Keesokan harinya, aku menangis setengah hari, hanya makan sekali, lalu menangis kembali. Padahal, kegiatanku hari itu sebetulnya telah direncanakan, namun yang terjadi adalah yang sama sekali tidak aku harapkan.
Aku sungguh paham bahwa cepat atau lambat aku harus bertemu profesional. Fase tidak menyenangkan di mana aku memilih untuk mengurung diri di kamar hingga waktu yang tidak ditentukan dan merasa hariku sungguh kelabu pertama kali terjadi semenjak aku baru tamat SMA. Namun sifatnya berkala, setidaknya terjadi satu hari dalam kurun waktu satu bulan. Fase terburuk adalah bulan Mei lalu, sedih berkepanjangan dan muncul ideasi ingin melenyapkan eksistensi selama satu minggu, tanpa teman cerita. Lalu setelah itu aku kembali baik-baik saja hingga fase ini muncul kembali. Lucu ya, kaya jelangkung. Datang tanpa diundang.
Sungguh, saat itu kupikir aku sudah "sembuh".
Sembuh? Memangnya aku sakit? Tidak. Semoga saja tidak! Amin paling serius. Tapi aku ga bisa bohong kalau fase ini memang menyakitkan baik secara fisik maupun mental.
Dan ya, aku tidak bercerita ke manusia manapun. Sesak! Jadi aku bercerita di blog ini saja. Sadar, pendengarku akan sangat random, siapapun bisa mengakses. Sadar juga kalau tidak semua dari pembacaku perlu tahu tentang hal ini. Sadar, sadar betul kalau ini adalah kebalikan dari apa yang kalian sebut personal branding.
Hari ini, aku merasa lebih baik dari kemarin. Sedihku berkurang, tapi sama sekali tidak ada rasa senang.
Kalau kamu bertanya pada diriku 2-3 tahun yang lalu, aku pasti punya alasan yang jelas tentang kenapa aku sedih, kenapa aku hilang nafsu makan, kenapa aku ingin menangis seharian. Saat ini, aku betul-betul tidak tahu. Yang aku tahu hanyalah aku sedih dan respon fisiologis dari perasaan sedihku adalah menangis. Apa yang merangsang emosi sedih itu muncul? Tidak tahu. Semuanya buram, hanya ada kerikil-kerikil kecil yang kian merajam.
Lalu apa kabar produktivitas?
Masih bisa dipaksa untuk menyelesaikan ini-itu, yang ringan-ringan. Sekadar mengedit video atau sekenanya menjawab pesan dari teman-teman yang sedang butuh bantuan. Sisanya, energiku habis untuk menangisi sesuatu yang bahkan aku tidak tahu.
Mari lihat seberapa jauh aku bisa menangani ketidaknyamanan ini. Suatu saat ketika aku sudah tidak sanggup, aku akan menemui entah profesional atau ajal.
Tapi, hari ini: Jumat, 28 Agustus 2020, aku hanya ingin menyampaikan satu dua pesan,
Untuk orang-orang terdekatku: Maaf jika aku terkesan seperti tidak mempercayai bahwa kalian adalah telinga yang tepat. Aku hanya tidak tahu kenapa aku merasa sedih, aku khawatir hal ini akan membingungkan kalian, dan aku ingin berlatih untuk bertanggung jawab dengan emosiku sendiri. Doakan, ya.
Untuk yang sedang mempercayakan tanggung jawab padaku, menugaskanku sesuatu, atau mempekerjakanku, apapun itu: Sebisa mungkin aku akan asertif. Sebisa mungkin aku akan menyelesaikan tugas atau pekerjaan atau apapun yang memang tanggung jawabku jika aku mampu. Kalaupun tidak, aku akan jujur, agar kemudian kalian dapat mencari penggantiku.
Untuk yang berpotensi menjadi pasangan hidupku di masa depan: Ya, sulit memang menyukai orang yang tidak menyukai dirinya sendiri. Aku sedang berusaha mencari tahu dan mengatasi apa yang salah dari aku. Kamu jangan khawatir! I'll bring out the best in me, but I'll still need your warm hugs and I'll give you mine. Tapi hanya jika ternyata aku masih hidup dan ada kesempatan untuk bertemu kamu, ya.
Jika nanti aku bertemu pasangan hidup dan kita punya keturunan, maka untuk keturunanku: Kalau kamu melamun sebentar saja, aku pasti akan tanya kenapa. Apalagi kalau tiba-tiba aku lihat mata kamu sembab. Kemungkinan bahwa kamu akan menangis sendirian di kamarmu itu tidak akan terjadi. Aku janji! Aku juga akan memastikan bahwa urusan dengan inner child-ku sudah selesai bahkan sebelum kamu ada. I'll make you feel loved so you won't find a single day in your life wondering, is your life a complete burden or you just plain useless (iya nih, sorry kadang suka mikir kejauhan tapi ini serius kok).
Untuk diri sendiri: Maaf, aku udah nelantarin kamu. Maaf, aku ga makan waktu kamu lapar. Maaf, jam tidurmu kacau. Maaf, kamu harus bilang ya terus ke orang bahkan ketika kamu udah kelelahan. Maaf, kadang aku benci banget sama kamu. Maaf, kamu harus nangis sendirian selama tiga tahun belakangan. Maaf, kamu punya ideasi-ideasi yang aku harap ga akan pernah kamu lakukan. Harapannya, semoga kamu bisa percaya untuk cerita ke manusia beneran, bukan ke blog dan ke orang-orang yang random lagi (no offense, reader(s), you guys are random because I simply don't recognize you). Semoga makin hari makin sayang sama diri sendiri, bukan disiksa tiap saat kaya gini (eh makan, woi!).
Untuk pembacaku yang tersayang: Terima kasih atas dedikasinya untuk membaca postingan yang "hah apaan sih" banget ini. Kamu musti percaya kata-kata orang yang ga punya temen cerita (re: saya): Kalo kamu udah punya setidaknya satu temen cerita yang bikin kamu nyaman, ga menghakimi kamu dan ga mengubah ceritamu jadi segalanya tentang dia, pertahankan! Aku ulangi sekali lagi, PERTAHANKAN! Dan suatu saat ketika kamu udah lega habis cerita sama dia, bilang "makasih udah bikin aku tetep waras ya," terus peluk.
Terima kasih juga untuk serial How I Met Your Mother yang sudah menjadi coping mechanism-ku belakangan ini. Cheers to Ted, Marshall, Lily, Barney, and Robin. Thank you for all these possible laughs while my eyes are swollen, ugly and wet.
![]() |
Copyright: https://www.indianexpress.com |
Aku tuh pengen jadi psikolog gais, fase gajelas ini harus hilang dulu sebelum bantu orang-orang yang kaya aku! I'll try to progress better. Cheerio!
Sorry If i looks like a creep or stalker.
BalasHapusBut this is to important and precious to skip.
If I have super power, i would have 'giving/sharing happiness and make people happy instantly' as my super power. But I don't, so i can only gib you dis words :3
Good job you and your heart for still holding on to dear life..
for the bravery and for keep on trying you best despite all the odds stacked against you..
I admit that I never been in your position so I can't really feel what you felt, know what you knew, see what you saw. But I know really well that no 'sabar yah... / let it go... / it's gonna be okay' will simply make your life easier.
I want you to know it's ok to feel sad, it's ok to cry, it's ok to be 'sick' and have problem
Dear, you really need to know you're precious and unique... I really wish you knew and try to accept that slowly. Maybe you feel you're really not that precious and special.. right now, But do believe in other people that loves and accept you... and especially yourself, believe in your future self, I bet it will worth it in the end.
"Untuk diri sendiri: Maaf, aku udah nelantarin kamu. Maaf, aku ga makan waktu kamu lapar. Maaf, jam tidurmu kacau. Maaf, kamu harus bilang ya terus ke orang bahkan ketika kamu udah kelelahan. Maaf, kadang aku benci banget sama kamu. Maaf, kamu harus nangis sendirian selama tiga tahun belakangan. Maaf, kamu punya ideasi-ideasi yang aku harap ga akan pernah kamu lakukan. Harapannya, semoga kamu bisa percaya untuk cerita ke manusia beneran, bukan ke blog dan ke orang-orang yang random lagi (no offense, reader(s), you guys are random because I simply don't recognize you). Semoga makin hari makin sayang sama diri sendiri, bukan disiksa tiap saat kaya gini (eh makan, woi!)."
See... you already starting to try to love yourself, noice!.
Be wild, Be egoist, cuz i know you're kind enough that you wouldn't hurt people on purpose, ever.
I trust that you givin your best and wish everybody the best life they can get.
I sincerely wish you all the happiness you can get and deserve :)
Hi, Michael!
HapusFirst of all, this means so much to me. You said you wanna have this super power to make others feel happy instantly. Well, you do have it! Yesterday when I found out this comment, I feel hugged and happy right at the moment i read it carefully. So thank you for giving me your seconds to minutes writing this beautifully crafted words.
Second of all, I really appreciate you for perceiving me as a unique person just like all human beings are, and precious. Though we barely know each other, it feels like reading a letter from a long lost best friend far away somewhere.
Last but not least, thank you. Thank you for wishing me happiness. Therefore, I also wish you to be surrounded by caring and loving souls like yourself. I wish you the most beautiful life you could ever ask for. Thank you for making my day... nope, making my whole life. I'd read this over and over again whenever I'm trapped in the darkest hours, because I know it'll work just so magically.
Stay safe and healthy,
- Indi