Ok.
I’m back.
Guys
hello, it’s 2018 wow. Are you still breathing oxygen? Anyway gw umur 17 dan
masih ga pinter basa-basi, so let’s
just get into the topic.
Body
shaming.
Apa
yang tersirat di benak kalian ketika membaca dua kata itu? Mungkin banyak dari
kalian udah ngerti makna dari kata-kata itu, tapi gue tetep mau kasih
definisinya:
“Body shaming is an action or practice of humiliating
someone by making mocking or critical comments about their body shape or size.”
“Body shaming is an expression of mockery or critism
about a person’s body shape or size.”
(sumber: klik di sini)
Gue
yakin lu pasti ngerti artinya, lu pada pinter. Apasih yang kalian ga
ngerti di dunia ini? ;)
Tapi
gue tetep mau jelasin, mungkin akan keselip beberapa personal
point of view of mine yang mana belum tentu sependapat sama elu. Well it’s
normal. But here I am. Gue adalah salah satu dari ribuan bahkan jutaan manusia
yang pernah atau mungkin sedang mengalami kasus ini—yang mengungkapkan dan
mempublikasikan pengalamannya lewat blog yang akan bisa diakses dan dibaca oleh
netizen.
Ok. Body shaming.
Humiliating. Mocking. Body shape.
First
of all, tujuan gue mempublikasikan artikel ini adalah bukan semata-mata hanya
berbagi pengalaman doang, tapi gue juga pengen kalian yang lagi baca ini mengetahui
tentang body shaming lebih dalam lagi dan menghindari perilaku yang bisa
merugikan orang lain menyangkut body shaming, atau mungkin beberapa cara
menghadapi body shaming buat kalian yang merasa sedang mengalaminya.
Kalian
pernah ga, dikasih kritik atau bahkan ejekan dari orang lain tentang bentuk
fisik kalian? Contoh nih jangan jauh-jauh deh, gue. Gue kurus. Dan orang-orang
mungkin risih atau gimana sama fisik gue yang kurus ini, sehingga mereka
melontarkan kata-kata yang (menurut gue) menghina gue.
Gue ambil contoh satu
aja yang paling halus.
“Kamu kurus banget tau ga sih? Makanya
makan itu banyakin”
Iya,
kaya gitu. Belum apa-apa udah sok tau kan sikampret manusia sempurna ini?
Ok
stop ndumelnya. Kalo kalian pernah dan kalian merasa tidak nyaman, merasa
rendah diri setelah menerima kritik atau ejekan itu, merasa tidak bersyukur,
artinya kalian mengalami body shaming.
Tapi
kalo setelah kalian mendapat ejekan-ejekan dari orang-orang budiman mengenai
bentuk tubuh kalian dan kalian merasa nyaman, bangga, atau bahagia, berarti
kalian tidak mengalami body shaming. I know, people react different way. And it’s okay.
Mungkin
gue bukan cuma bakal ngebahas tentang bentuk tubuh, tapi juga fisik. Apapun itu
yang menyangkut penghinaan fisik, gue bakal omongin.
Gue
pribadi mau berbagi tentang gimana rasanya selama hidup 17 tahun ini dan mendapat komentar-komentar
yang sedemikian rupa dari orang. Rasanya ya sakit hati, cok.
Apa
bentuk fisik gue sebegitu mengganggunya di mata orang? Apa mata mereka gatal
gatal dan perih ketika ngeliat gue makanya mereka ngatain gue kaya gitu?
Dampaknya ke gue apa?
Sejauh
yang gue alamin, gue jadi orang yang ga percaya diri. Karena gue pernah selalu
dikatain, alhasil pas ada orang yang menyampaikan kekagumannya ke gue (cia
ilah) atau muji gue, gue jadi ga terima. Maksudnya bukan langsung ngamuk ya,
tapi gue ga percaya gitu sama omongan dia.
Misal ada orang yang bilang “Kamu cantik” ke gue, langsung gue kasih
goceng ke dia sambil bilang “Udahlah gue
tau maksud lu apa, gausah pake muji-muji segala, inget kembaliin.”
Gue
becanda. Tapi kadang ya gue nanggepinnya gitu sih, tapi ya itulah dampaknya.
Dampak lain? Ada. Gue jadi benci
diri gue sendiri. Memang pada awalnya gue berusaha untuk mencintai diri gue
sendiri, tapi makin banyak komen negatif, makin terhipnotislah gue untuk
membenci diri sendiri.
“Iya juga ya, bener kata mereka. Dulu gue
kaya orang idiot, gue juga kurus banget, udah gitu jelek. Culun pula. Ga salah
ya orang-orang jadi pada ngatain gue.”
“Gila ya, bener kata si A, dia mah cantik
banget badannya ideal, gue dibanding dia mungkin bagaikan ferrero rocher ama
remahan krupuk yang nyangkut di gigi, dilepeh pula.”
Lama-kelamaan gue mengamini perkataan mereka. Selain
itu juga gue jadi banyak mengeluh ketimbang bersyukurnya.
Itu baru gue loh, belum orang lain. Menurut gue, body shamming itu salah satu bentuk bullying.
Berdasarkan artikel yang gue baca, ini beberapa dampak dari body shaming:
- You alienate yourself from others (korban bisa menjauhkan diri dari orang lain).
- You stop expressing yourself (korban berhenti mengekspresikan diri)
- You lose self-confidence (korban kehilangan kepercayaan diri)
- You become extremely cautious about your appearance (korban menjadi terlalu khawatir akan penampilan)
What do you think?
Menurut
kalian ini lebay? Mungkin kalian mikir gini:
“Lu over-reacting bgt. Kali aja itu orang
cuma becanda. Jangan dimasukin ke hati apa susahnya sih.”
Well,
ok. *tarik nafas*
Kalian
ga salah kok mikir kaya gitu, TAPI.
Tapi
perhatikan kembali judul postingan ini, guys. Yang reaksinya kaya gitu gue. Mau lu bahagia dihina mau lu
selebrasi abis dibilang cungkring atau terlalu gendut, terserah. Itu cara elu
nanggepin. Kalo gue beda. Beginilah cara gue nanggepin orang yang ngata-ngatain fisik gue.
Lu
gabisa maksa orang buat sama kaya elu. Enggak.
Hanya
karna menurut lu dihina itu rasanya biasa aja jadi lu bebas ngehina orang DAN
ngatain orang itu cemen karena dia marah ketika lu hina, jangan gitu lagi
ya :).
Jangan harap reaksi orang ketika dihina itu sama kaya elu.
Dan
inget. Orang-orang yang lu hina itu punya hak buat membela dirinya sendiri
ketika mereka merasa terancam atau merasa tidak nyaman oleh perkataan atau
perbuatan lu.
Tapi
kalo lu masih ga terima mereka marah karena fisiknya lu komentari. Cara mikirnya tolong dikondisikan. It’s 2018, wake up.
Terus cara gue
nanggepinnya sekarang gimana?
Bagaimanapun
juga, manusia tetap manusia. Cewek secantik Sheryl Sheinafia aja kena hujat
dari netyzen yang mahabenar-dan-mahakendali-atas-bentuk-tubuh-dan-fisik-manusya-lain
karena fotonya yang menunjukan bagian dadanya si Sheryl terlihat rata. Sheryl nanggepinnya gimana? She published
her thoughts like this:
“Just to be clear, I’m
gonna stand up to all the dirty minded obnoxious souls here. But, I personally
like how I am potrayed in this picture and I don’t believe I have to alter the
natural state of my body to be socially acceptable to you, you know who
you are. But who are you anyway?”
yang artinya :
"Cuma memperjelas, gue bakal ngadepin semua orang yang berpikiran kotor dan menjijikan di sini. Tapi, gue pribadi suka gimana gue tergambar di foto ini dan gue ga mau harus ubah keadaan alami tubuh gue cuma biar diterima ame lu pada. Siapa elu?"
Shout
out to my favorite Indonesian cute female guitarist. Love the way u reacted.
Jadi saat ini gue tenangin diri gue dengan bersyukur bisa berempati (ya maap mungkin tadi gue ngomel ngomel kasar). Setidaknya coba bayangin lu jadi dia, pikirin lah kalo dihina tuh rasanya kaya apa. Pikirin lah, mungkin ga semua orang harinya sebaik kita.
Pikir lah.
Jadi
buat kalian yang kena body shaming atau penghinaan lainnya yang bikin lu rendah
diri atau yaa apalah itu. Nothing I can say but be grateful :D Their big mouths is not under your control, but the way you react is totally under your control. So, let's choose the best way to react without hurting one another.
You're such a great human. You're beautiful in your own way. They can say anything they want to say to you, but the only one who have control on yourself is just you. Don't let them turn you into a self-hatred one. Do not ever become that person. If you do, stop it. Nothing is wrong with you, it is going wrong when you start listening to them and start to hate yourself. Justin bieber tells us to love yourself. He's right. Listen to him.
By the way, this is gonna be my last post about
humiliating. Gue tau gue udah banyak ngepost artikel serupa, tapi cukup sampe
di sini aja.
Enough me, enough people, enough underestimating others. We're fine and enough.
Think
as clear as crystal.
Until next time, keep spreading positivity!
love
BalasHapuslove u too
Hapus