Setelah
berabad-abad hengkang dari blog, akhirnya inspirasi untuk menulis gue kembali.
Thank God.
Ok
jadi alasan gue lama banget nggak nulis yaitu gue kehabisan inspirasi dan juga
ada beberapa kegiatan di sekolah maupun diluar sekolah yang membendung di otak
sehingga aliran ide gue terhambat. Jujur gue sempet mau nulis artikel yang
judulnya ‘Buntu Akan Inspirasi’, tapi saking kehabisan kata-kata, artikel itu
pun gak kelar-kelar. Kesimpulannya gue bener-bener buntu akan inspirasi waktu
itu bro :’D *peace out*.
Tapi
kali ini gue mau ajak kalian berimajinasi tentang bagaimana kegiatan belajar
gue selama SMA (dan mungkin ada beberapa kejadian yang terjadi juga di elo),
artikel ini sama sekali tidak berniat untuk menyinggung pihak manapun, artikel
ini hanyalah sebatas curahan hati seupil siswi SMA yang sedang berjibaku
membangun fondasi masa depan.
Sekarang
ini gue duduk di bangku kelas 12. Bangku yang gue duduki ini bukan lagi untuk
beradaptasi maupun berfantasi, tetapi untuk berfrustrasi. Frustrasi untuk
menentukan jurusan kuliah, fakultas yang diinginkan, serta perguruan tinggi
impian. Dan tentunya frustrasi untuk mengatur pola belajar.
For
your information, gue yang merupakan anak IPA secara umum harus mempelajari 14
mata pelajaran. Ya, 14. Ulangi sekali lagi, empat belas.
14
:)
Siswa
SMA se-Indonesia juga tau, mereka juga belajar 14/lebih mata pelajaran itu.
Tapi di sini gue bukan mau ngeluh sumpah bukan (padahal mah iya). Akan tetapi
kalian pasti tau sendiri kebanyakan karakter guru di sekolah itu biasanya
selalu mengharapkan anak didiknya agar pintar di bidang yang Beliau ajarkan
itu.
(Disclaimer: Da semua guru karakternya kayak gitu kok! Guru hebat mah buanyak).
"Tapi
Wahai Guru Terkasih, kami semua punya potensi yang berbeda."
Itu.
Analogikan
seperti ini. Misalnya elo lahir sebagai ikan, lo gak bisa memaksakan diri untuk
bisa terbang tinggi seperti elang, karna elo ikan. Keahlian lo ya berenang.
Buat apa iri sama elang, lagian dia gak bisa melakukan apa yang lo bisa dan
sebaliknya.
ANALOGI
MACAM APA ITU :”D
Ya
pada intinya, ga ada orang yang bener bener menguasai semua bidang. Contoh, gue
ini kelemahannya di pelajaran fisika dan kimia. Gue sulit untuk mencerna
rumus-rumus dan implementasinya di kedua mata pelajaran itu. Cita-cita gue juga
gak membutuhkan kedua mapel mematikan itu. So personally I’m feeling okay kalo
gue ga ngerti beberapa materi fisika atau kimia. Tapi gue merasa tertuntut
untuk memaksa otak gue mencerna pelajaran-pelajaran itu.
Penyebabnya apa? Ya
karna kita ditanamkan mindset bahwa kita itu bego kalo gak ngerti pelajaran A
atau B.
Tapi, kadang
kata-kata guru itu menyakitkan, perih daku mendengarnya :’).
“Masa
gini aja nggak ngerti?”
“Ini gampang sekali anak-anak, kok lambat sekali ya
ngertiin ini?”
“Ini lo dibawa kesini terus dikaliin beres. Haduh heran saya.”
Sekiranya
itu beberapa dari ratusan kalimat meremehkan
dari beberapa guru. Dan kalimat-kalimat itulah yang
bikin kita mikir:
“Kok gue sebego ini ya?”
“Kok yang lain bisa tapi gue kaga
ya?”
Guys,
please stop thinking that way. You're not stupid. It's just a matter of skills and passion. Don't worry 'bout a thing.
Gue
kalo digituin, kadang juga dalem hati gue pengen gue gaplok ngomong “Eh
lo bisa nggak nguasain 14 mapel lain?”. I’m sorry that’s rude, but that is the
truth.
Sakit
hati boleh, tapi jangan sampe bikin kalian down apalagi mikir bahwa kalian
itu bodoh. Inget, beliau-beliau itu dulu sebelum jadi guru mereka kuliah untuk
mendalami apa yang mereka ajarkan sekarang ke kita, sehingga sekarang mereka
ahli di bidang tersebut. And do remember,
no one has right to say stupid to one another.
Misalnya
keahlian lo di bidang olahraga dan kelemahan lo di matematika. Seandainya guru
matematika lo ngatain lo goblok, coba suruh mereka salto.
Lagian,
nanti lo bakal nyari jurusan kuliah sesuai minat dan bakat lo. Misalkan lo
pengen jadi dokter, ya tekuni mapel yang digunakan sebagai patokan untuk masuk
fakultas sana supaya dapet nilai fantastis dan lo keterima SNMPTN berkat
ketekunan dan nilai fantastis lo itu. Nanti di SBMPTN juga gak semua mapel di
sekolah bakal kepake. Misal lo berminat lanjut ke fakultas hukum, pelajarin tes
soshum yang memuat geografi, sosiologi, ekonomi dan sejarah serta tes TKPA-nya.
But
I know it’s not as easy as I just said :’D *tampol bego* Tapi setidaknya
perjuangan kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran ‘saya bodo’ ‘saya goblok’ ‘saya bego’ ‘saya gila’ dan yang lainnya. Dimana itu hanya menghambat
proses belajar kita.
#Salam
N/B:
Halo, saya Indi dari masa depan, setelah saya baca ulang postingan ini, wow, saya terlihat marah dan kesal, ya. Tapi cuma mau ngomong ke diri saya yang habis nulis ini sekitar kurang lebih tiga tahun lalu, atau kalian yang lagi iseng baca postingan lama saya dan udah nyampe bagian ini: Kerangka berpikir itu penting. Aku belakangan sadar kalo matematika itu termasuk thinking tools yang penting, karena di dalamnya terdapat logika. Selain matematika, banyak juga alat berpikir dasar yang tersirat di pelajaran sekolah atau tidak ada di sekolah sama sekali.
Pelajaran yang saya ambil setelah membaca ini, walaupun kita tidak menguasai mata pelajaran tertentu, tetap tidak boleh diremehkan, ya. Lama-lama kita bakal sadar betapa pentingnya ilmu pengetahuan yang kita dapat.
Ada yang namanya fixed mindset sama growth mindset. Wadidaw, itu apa?
- Fixed mindset: Singkatnya, orang dengan fixed mindset sudah membangun 'tembok' sejak awal. Kalau menurut mereka, pelajaran matematika itu sulit dan mereka ngomong ke diri mereka sendiri "Aku ga bakal ngerti sama pelajaran ini", maka otak mereka secara ga langsung ngeblok informasi yang masuk. Alhasil jadi beneran sulit untuk memahami pelajaran tertentu yang tidak mereka sukai.
- Growth mindset: Orang dengan mindset yang berkembang ini, ketika ada pelajaran yang sulit, mereka tidak berpikir bahwa mereka tidak akan menguasai pelajaran sulit itu. Mereka sadar secara mental kalau mereka ingin memahami pelajaran tersebut, dan pada akhirnya pasti akan mampu menguasai. Dengan pemikiran seperti ini, maka otak mereka akan lebih terbuka akan hadirnya informasi baru.
Sudah menyadari belum, kalian yang mana?
Semoga bermanfaat.
Ok
BalasHapus;)))😘
Hapus