Hey there, We are Blossom Themes! We are trying to provide you the new way to look and use the blogger templates. Our designers are working hard and pushing the boundaries of possibilities to widen the horizon of the regular templates and provide high quality blogger templates to all hardworking bloggers!
Hai! Semoga ketika kalian membaca tulisan ini, kalian dalam keadaan yang sehat dan berbahagia :) Ok langsung aja ya. Di sini, aku mau berbagi pengalaman aku tentang perjuanganku menuju jenjang kehidupan yang lebih tinggi: JADI ANAK KULIAHAN. Eit. bukan sekedar ‘anak kuliahan’ dong, tapi anak kuliahan yang berorientasi ke masa depan. Itu SANGAT penting bagi kalian yang akan melewati fase ini. Maksud aku gini, kan banyak tuh mahasiswa yang merasa salah jurusan. Bahkan menurut seorang psikolog pendidikan IDF, Irene Guntur, sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan (beritanya bisa di baca di sini ) . Terus dampaknya apa kalo kita merasa salah kandang? Ya jelas berisiko meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia, di mana pengangguran itu salah satu masalah perekonomian makro di suatu negara. Serem ya. Kenapa bisa begitu? Kalo dipikir-pikir, mahasiswa-mahasiswa yang pada salah jurusan itu kan kuliahnya jadi seperti beban,...
" Fakta bahwa pada akhirnya kita semua akan mati, ternyata memaksa kita untuk menganggap bahwa hidup itu berarti." Pertanyaan yang paling rentan untuk bikin aku (dan mungkin sebagian orang) gelisah adalah: “Sebenernya aku hidup tuh buat apa, sih ?” “Apa tujuanku dilahirin ke dunia?” Lalu diikuti dengan penilaian diri yang buruk: Merasa diri kita ga ada apa-apanya, apalagi nganggep diri sebagai beban buat orang-orang di sekitar kita. Lalu tiba-tiba kita sadar bahwa suatu saat nanti kita akan mati. Ketika kita merenungi kematian, dan di saat yang sama kita merasa bahwa kita adalah warga dunia yang ga berguna, maka otak kita yang kompleks bakal menghasilkan emosi-emosi negatif sebagai responnya. Kita jadi sedih, marah, kecewa, bahkan sampe benci sama diri sendiri karena merasa belum punya pencapaian yang berarti. Emosi ini kemudian berpengaruh ke suasana hati kita. Kadang bikin ga pengen makan padahal laper, kadang bikin pengen rebahan aja seharian, kadang jadi males intera...
First day of period and a sudden flash of traumatic memories are combo attackers for such a beautiful day, yes it’s still happening right now while I’m writing this. So, instead of turning my pillow wet, I decide to wash my face, grab my laptop, and write something. When I’m unhappy, I will listen to sad songs that suit my feeling. That would make me easier to cry and feel relief afterwards. The other day, when there’s no chance to listen to songs, I would write poems based on my mind's situation, sometimes I write stories. But if my thoughts get built up too high already, I will find a friend to share my feelings with. As far as I’m concerned, I’m still helped by these methods whenever my mental break down gets in my way. Photo by Skitterphoto from Pexels How about you? What do you do when you’re feeling blue? Talking about sad songs for accompanying our bad day, I will recommend some of them for you to hear as well, perhaps these woul...
Halo semua! Senang bertemu kalian lagi melalui blog ini, senang rasanya kembali bercerita di sini. Aku mencoba untuk tetap membuat blog ini ‘hidup’ setelah postingan terakhirku beberapa bulan yang lalu tentang cara untuk tetap waras di masa pandemi . Dua hingga lima tahun yang lalu, aku masih menulis dengan kepercayaan diri yang tinggi dan intensi yang rendah untuk menebar manfaat. Dalam kata lain, aku hanya menggunakan blog sebagai media untuk mencurahkan isi hati. Aku cukup menyesal dengan konten-konten yang aku unggah di sini. Namun di saat yang sama, aku juga berterima kasih dengan diriku yang dulu, karena jika aku tidak pernah menulis, maka aku tidak punya media lain untuk belajar dari diriku yang dulu, atau menilai seberapa jauh aku sudah berkembang—setidaknya dalam hal tulis-menulis. Sebelum lanjut, aku ingin menegaskan bahwa tulisan ini sifatnya subjektif dan personal. Melalui tulisan ini, aku ingin berbagi perspektif tentang hal-hal yang aku pelajari dari diriku di masa la...
Ok. I’m back. Guys hello, it’s 2018 wow. Are you still breathing oxygen? Anyway gw umur 17 dan masih ga pinter basa-basi, so let’s just get into the topic. Body shaming. Apa yang tersirat di benak kalian ketika membaca dua kata itu? Mungkin banyak dari kalian udah ngerti makna dari kata-kata itu, tapi gue tetep mau kasih definisinya: “Body shaming is an action or practice of humiliating someone by making mocking or critical comments about their body shape or size.” “Body shaming is an expression of mockery or critism about a person’s body shape or size.” (sumber: klik di sini ) Gue yakin lu pasti ngerti artinya, lu pada pinter. Apasih yang kalian ga ngerti di dunia ini? ;) Tapi gue tetep mau jelasin, mungkin akan keselip beberapa personal point of view of mine yang mana belum tentu sependapat sama elu. Well it’s normal. But here I am. Gue adalah salah satu dari ribuan bahkan jutaan manusia yang pernah atau mungkin sedang men...
Setelah terdistraksi oleh TikTok, Instagram, dan kegiatan lembaga, akhirnya buku ini selesai kubaca dalam waktu dua hari. Setelah sekian bulan lamanya kehilangan kepercayaan diri, aku pun kini mulai menulis kembali. Awalnya, aku tertarik dengan buku ini karena setelah menjelajahi linimasa Twitter pada bulan agustus lalu, aku menemukan satu utas dari dr. Jiemi Ardian yang berbicara tentang distimia. Sumber: Akun Twitter dr. Jiemi Ardian Di tengah utasnya, dr. Jiemi mengenalkan buku ini. Akhirnya, aku baru membeli bukunya dua hari yang lalu dan langsung kubaca. (Telat banget, tapi gapapa). I Want To Die, but I Want To Eat Tteokpokki. Buku yang ditulis oleh Baek Se Hee ini judulnya bikin geregetan, ya. Pengen mati kok mikirin tteokpokki? Sebetulnya, ini buku apa, sih? Secara garis besar, buku ini berisikan percakapan antara penulis yang menderita distimia dan psikiaternya. Setiap sesi pertemuan yang ditutup dengan pemikiran penulis terhadap dirinya, dirang...
Hi fellas! Firstly first let me wish you a good day. Gue baru sadar kalau di postingan terakhir yang berjudul " Aku Sudah Tamat SMA, Selanjutnya ke Mana? " status gue pada waktu itu betul-betul ngga jelas. Dibilang siswa, udah tamat. Dibilang mahasiswa, belum resmi. Dibilang sudah menikah, masih terlalu jauh. Tapi kalau sekarang gue udah resmi menjadi mahasiswa semester dua. Iya, masih maba. Masih culun. Terlepas dari itu semua, gue mau bahas satu hal yang sangat wajar dialami oleh mahasiswa baru yang ingin meningkatkan soft skills melalui kepanitiaan dan organisasi = Menjadi bagian aktif dari berbagai macam kepanitiaan dan organisasi tingkat kampus. As cliche as it is, gue saat ini ikut (lumayan) banyak kepanitiaan. Kepanitiaan-kepanitiaan yang saat ini gue handle ada tujuh. Ya, ngga bohong. Gue serius. Mungkin kalian bakal mikir: "Wah, sungguh mahasiswa yang aktif!" "Tujuh? Gimana nyusun prioritas kalau sebanyak itu?" "Sepertinya setiap ad...
Gue lagi pengen cerita sejarah dan asal usul blog ini terbentuk. Gapenting bgt sih tapi gue lagi pingin nulis aja. Jadi waktu itu kelas 3 SMP. Gue ada tugas drama bahasa inggris di sekolah, gue sempet stres ngubek gugel sampe akhirnya gue bikin sendiri teks dramanya dibantu sahabat gue Laras. Karna waktu ini kita dilanda demam frozen dan mumpung kita apal skenario dari awal sampe akhir film, finally we’ve done it without kesusahan dan lancar lancar aja. Nah, waktu itu kita pentas dan hasilnya memuaskan karna ya purely hasil karya original gue dan laras (walaupun grammar gue masih hancur gimanaa gitu). Berdasarkan pengalaman gue yang sempet stress karna di gugel gak ada contoh drama sesuai ekspektasi, muncullah ide bikin blog ini. Gue pengen orang-orang gak kayak gue kalo ada tugas drama bahasa inggris dan sekaligus memperkenalkan karya gue. Berguna ga berguna, intinya gue udah share and perhaps *hopefully* it useful even just a bit. “BLOG PERTAMA ISINYA APA?” Isinya udah...
I’m in the mood of writing something, so I’m probably gonna write couple of topics anyway and btw ini mendekati jam 10 malem. Well, kalo udah mood ya mau gimana lagi. Yang bakal gue bicarain adalah genre musik. Ok, im more of a person who likes every genre, you name it. So if people ask me "what’s your genre, di?" my only answer is "apa aja". Karna ya gue emang bisa menikmati berbagai jenis genre dan gue mau cerita kisahnya kenapa bisa suka sama genre ini, genre itu dan ngasi saran buat kalian mwehehe. 1. POP So when I was a kid, about 9 years old I was a big fan of Michael Jackson till now actualy . “IHIII” adalah jargon gue saat itu. Jadi waktu itu tahun 2009 ada berita kalau the king of pop Michael Jackson meninggal dunia dan pas itu gue sama sekali gatau siapa beliau. ( Call me lame but that's a fact) Karna gue orangnya penasaran bgt jadi gue nanya-nanya ke ortu tentang MJ, penasaran gue gak sampe sana doang, gue akhirnye ...
2020 was indeed a tough year for all of us. Devastating, but bearable. There are actually a lot of other things to be thankful for. I personally am so grateful for surviving. Me and my family. We’re all healthy and hopefully we could keep being on this track. But not all people can relate to this. Many other people from all over the world experienced huge loss in 2020, and all my prayers and thoughts are with them. There’s nothing else we can do unless trying our best to help other humans, animals, and the earth. No matter how small it is: a help still helps. Also, another important thing I learned during the year is to cherish everything that comes and goes. I am still learning, obviously not a simple thing to do, but I will keep on trying. Wish me luck. I did quite a lot of self-reflections in 2020, and I’m trying not only to ruminate them but also act according to what’s good and right. Of course there were times where I failed and ended up becoming a bitter person to someone ...